APA ITU KOPLAK?


                                       

UMKM Koplak atau Kopi Biji Salak dan Keripik Tape ini didirikan oleh Indah Lestari dan suaminya Muhammad Istomi pada tahun 2015. Usaha ini telah dirintis selama 7 tahun dan terdiri dari tiga komoditas, yaitu kopi biji salak, tape singkong, dan kopi murni.

  Inovasi ini awalnya tercipta karena Ibu Indah memiliki kebun salak yang banyak di daerah Semboro. Disaat panen raya ada banyak salak yang dibagi menjadi 3 kualitas. Kualitas pertama untuk salak yang manis akan dijual langsung, sedangkan untuk kualitas yang kedua diolah menjadi kurma salak dan kualitas yang ketiga yakni yang sangat asam diolah menjadi koplak kopi.

  Olahan yang kedua adalah keripik tape dari singkong yang diolah dengan vacuum trying. Sebelum membuat keripik tape Ibu Indah awalnya mengolah tape menjadi ladrang, akan tetapi setelah memiliki mesin vacuum trying Ibu Indah menginovasikan tape tersebut menjadi sebuah keripik. Untuk usaha di bidang kopi murni dibutuhkan mesin roasting, karena penggunaan mesin untuk koplak hanya sekedarnya saja maka dari itu mesin roasting diperuntukkan untuk jasa sangrai para produsen kopi.

  Produk kopi biji salak ini diproduksi satu bulan sekali dan akan diproduksi jika stok telah habis. Dalam sekali produksi Ibu Indah dapat memproduksi koplak sebanyak 50 kg. Bahan pembuatan koplak ini diambil dari kebun sendiri dan diambil dari petani salak yang berada di daerah sekitar. Dalam satu bulan Ibu Indah dapat menghabiskan 80 sampai 100 kg biji salak yang setelah diolah akan menjadi 50 kg atau setengah dari berat sebelum biji diolah. Manfaat dari kopi biji salak ini adalah dapat mengobati diare, karena koplak kopi biji salak ini tidak mengandung kafein dan juga dapat melancarkan pencernaan.

  Produk-produk yang dihasilkan oleh Bu Indah dipasarkan melalui dua media yaitu online dan offline. Media yang digunakan untuk pemasaran online melalui aplikasi WhatsApp dan Instagram, sedangkan pemasaran offline yakni didistribusikan ke pusat oleh-oleh. Hingga saat ini, Ibu Indah telah mendistribusikan produknya ke-13 hingga 15 toko oleh-oleh. Pemasaran paling jauh yang pernah dijangkau yaitu sampai ke kota Aceh dan yang menjadi reseller tetap adalah dari kota Bali. Produk koplak yang dihasilkan oleh Ibu Indah bertahan hingga 1 tahun di dalam kemasan dan untuk keripik tape dapat bertahan satu minggu sampai satu bulan di dalam kemasan. Biaya produksi dari koplak sendiri yaitu 2 sampai 3 juta perbulan untuk sekali produksi dan omset yang didapat dalam sekali produksi yaitu 3 sampai 4 juta rupiah.

Untuk keripik tape sendiri diproduksi saat musim liburan seperti hari raya Idul Fitri, hari raya Natal, libur tahun baru, dan libur anak sekolah. Tahap produksi dari kopi biji salak atau koplak yaitu biji salak yang masih basah atau yang baru dikeluarkan dari buahnya, dipotong menjadi dadu atau kotak, lalu dicuci bersih dan dijemur selama 2 sampai 3 hari, kemudian disangrai menggunakan mesin roasting, setelah biji salak kering dengan sempurna kemudian dihaluskan dan di packing.

Untuk tahap produksi keripik tape, Ibu Indah mendapatkan pasokan tape dari luar atau dari para pembuat tape, kemudian tape tersebut ditinjau dan diseleksi kualitas dan teksturnya Ibu Indah memilih tape yang tidak terlalu matang dan tidak mentah. Kemudian tape-tape tersebut dipotong memanjang, lalu disimpan di dalam freezer untuk menghentikan proses fermentasi atau perubahan tekstur dari tape tersebut. Kemudian tape tersebut dimasukkan ke dalam mesin vacuum drying atau pengering selama 1 jam lalu digoreng, setelah itu dimasukkan ke dalam mesin spinner atau penyaring minyak agar keripik tape dapat bertahan lama, setelah itu keripik tape dapat langsung di packing dengan foil.

Alasan Ibu Indah menggunakan kemasan lama yang nama produknya ditempel menggunakan stiker tidak dengan disablon, karena untuk menjaga keotentikan produk tersebut juga untuk memikat sudut pandang pembeli agar terlihat dengan harga yang terjangkau dan ramah di kantong. Untuk komoditas kopi murni, Ibu Indah hanya membuka jasa sangrai berbagai jenis kopi dari para petani.

Awal mula Bu Indah merintis usaha ini adalah ketika semasa kuliah semester 6 bersama suaminya, pada saat itu Ibu Indah mengolah produknya dengan cara tradisional tanpa mesin roasting dan vacuum trying hanya di sangrai menggunakan alat yang seadanya. Kendala saat itu adalah biji salak yang disangrai akan cepat gosong, sedangkan biji salak belum kering dengan sempurna, namun Ibu Indah tidak menyerah hingga ia mampu menjalankan bisnisnya sampai saat ini.

Untuk metode pemesanan yang digunakan oleh usaha Ibu Indah adalah pre-order untuk menjaga kualitas dan menghindari penggunaan pengawet pada produk yang dijual. Kedepannya beliau menginginkan agar usahanya ini dapat menjadi wisata edukasi bagi masyarakat sekitar dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta dapat berkolaborasi bersama pihak kampus dalam upaya kuliah kerja nyata atau studi lapangan.


Narasumber: Indah

Reporter: Aliyyah Oktavia

Red: Gelbrin Zeralda, Nayla Fairuz

Komentar